PROBOLINGGO, - Tokoh NU KH Ulil Abshar Abdalla mengatakan pelaksanaan halaqah di Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Jawa Timur, merupakan halaqah unggulan. Sebab kata Gus Ulil pesantren Nurul Jadid memiliki akar historis dengan Nahdhatul Ulama.
"Di sini (Pesantren Nurul Jadid) ada sosok yang sangat disegani oleh aktivis NU, yaitu KH Abdul Wahid Zaini, " katanya pada halaqah fikih peradaban, Ahad (02/10/22).
Baca juga:
Bappenas Apresiasi SDGs Center UNAIR
|
Gus Ulil, sebutan akrab KH Ulil Abshar Abdalla, melanjutkan, pada era 80-an dirinya bersama Kiai Wahid mengadakan kegiatan pengembangan wawasan keulamaan bersama almarhum Kiai Wahid.
"Kiai Wahid tidak hanya mengadakan program kegiatan, tapi beliau ikut terjun mendampingi pada kegiatan di Lakpesdam NU, " imbuhnya.
Selain itu, Gus Ulil mengatakan bahwa halaqah fikih peradaban dilaksanakan oleh PBNU sangat ambisius. Ini juga merupakan mimpi Gus Yahya dan tanpa ada intervensi dari siapapun.
"Sebelum Gus Yahya menjadi Ketua Umum PBNU sudah memiliki gagasan halaqah fikih peradaban ini, " tegas Ulil.
Ketua Lakpesdam PBNU ini mengatakan, pesan Gus Yahya halaqah harus dilaksanakan di pondok pesantren karena harus melibatkan kiai. Sekitar 250 + 50 halaqah akan digelar di pesantren hingga berakhir pada Pebruari mendatang.
"Kata Gus Yahya halaqah harus digelar di pondok pesantren, tidak di universitas, meskipun di situ ada kiai pula, " ungkapnya.
Pada halaqah di Pesantren Nurul Jadid ini, Gus Ulil berharap harus ada rekomendasi sebagai sumbangan pada NU untuk diplomasi global yang akan dilakukan oleh Ketua Umum KH Yahya Cholil Staquf.