Oleh : Ponirin Mika
Probolinggo - Sebenarnya orang belajar dimana saja sah-sah saja. Di luar pesantren, di pesantren atau pun bisa di tempat lainnya. Kata sebuah hadits, tuntutlah ilmu walaupun ke negeri cina. Ini menggambarkan bahwa ilmu bisa di pelajari dimana pun, tak terkecuali juga di negeri cina. Untuk beberapa hal pesantren sangat tepat menjadi tempat belajar. Baik belajar ilmu umum lebih-lebih ilmu agama.
Mungkin banyak orang yang meragukan pesantren berkait tersedianya pelajaran umum. Mengira pesantren hanya mengajarkan para santri-santrinya ilmu-ilmu agama semata. Keraguan ini bisa dimaknai sebagai hal yang sangat wajar. Sebab biasanya pesantren di Kelola oleh seorang kiai yang “memang” alim dalam ilmu agama. Kiai lebih nikmat mengajar sambil memakai sarung, tentu dengan seluas samudra kealimannya. Saya piker dugaan-dugaan atau keraguan-keraguan itu telah terjawab oleh karena banyaknya alumni-alumni pesantren yang mampu berkiprah dan mengisi tempat-tempat strategis pada semua elemen. Ini menandakan bahwa pesantren telah mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan public yang diajukan kepada dirinya.
Tak sedikit juga alumni pesantren yang menjadi motor penggerak pada semua bidang, baik bidang keagamaan, pemerintahan, politik, pendidikan, ekonomi, sosial, budaya dan bidang lainnya. Sehingga hari ini ada orang yang mengatakan bahwa pesantren telah mampu menyediakan produk SDM yang bisa bersaing dengan lembaga non pesantren dari segi apapun. Ungkapan itu tidak berlebihan dan semestinya kalimat itu layak diberikan kepada pesantren karena keberhasilannya memproduksi manusia-manusia unggul yang memiliki multi talenta. Bagaimana pesantren mencetak manusia-manusia hebat ini?
Tentu pertanyaan mendasar ini akan gampang di jawab oleh pesantren, diantara jawabannya adalah, pertama; seorang kiai/ustaz dalam mendidik santri-santrinya dilanadasi dengan keikhlasan dan kesungguhan, kedua; pesantren mengajarkan tentang kemandirian dalam melaksanakan kehidupan sehari-hari dilarang manja apalagi lebih dariitu, ketiga; pesantren mengajarkan tentang kesederhanaan, keempat; pesantren mengajarkan keistikamahan, kelima; pesantren mengajarkan kesungguhan dalam belajar, keenam; pesantren mengajarkan tentang hidup gotong royong, ketuju; pesantren mengajarkan tentang diskusi, dan tentu juga pesantren menyediakan wadah bagi santri yang ingin mengembangkan bakatnya. Belajar di pesantren tak pernah ada kata bosan. Sebab memang selalu dihadapkan dengan dunia belajar yang membudaya. Dan it uterus menerus tak pernah tergerus oleh zaman.
Jika ada yang memandang pesantren merupakan tempat pendidikan yang kurang mapan, saya pikir itu adalah ungkapan-ungkapan yang menyesatkan. Bisa kita buktikan, lebih-lebih di era saat ini. Di saat lembaga di luar pesantren telah kewalawan dalam menciptakan pendidikan yang mampu menghasilkan produk SDM yang bagus, maka pesantren tak pernah goyoh dengan hal itu. Pesantren selalu berhasil dalam mengawal pendidikan, dan menciptakan manusia yang utuh. Oleh karenanya pilihlah pesantren sebagai tempat belajar, karena pesantren adalah tempat belajar yang paling baik.
Baca juga:
Tony Rosyid: Firli dan Prahara di KPK
|
*Ketua Lakpesdam MWCNU Paiton, Probolinggo dan Anggota Community of Critical Social Research